Senin, 04 Juni 2012

Saat Ku Menata

Tepat pukul 23:59. Huufh nyaris saja hehehe. Janji adalah keharusan. Meskipun kuakui, aku pun pernah melanggar janji yang kubuat sendiri. Seperti yang kulakukan 26 Mei 2012 lalu. Aku seharusnya menjadi fotografer untuk acara lingkungan dari YPBB (aku lupa singkatan dari apa). Sebenarnya aku datang, namun aku sangat terlambat hingga aku percaya diriku keburu hilang lenyap dibawa jerawat-jerawatku (apa hubungannya?) hahaha. Jadi aku pun hanya dapat meminta maaf dan akan ikut di kesempatan yang akan datang. Maaf aku tidak mampu memenuhi janjiku. Cerita janji barusan sebenarnya tidak ada hubungannya dengan cerita yang akan kusampaikan. Karena cerita ini cenderung merupakan cerita lanjutan. Ya, kemarin aku berkisah sampai kepada terpilihnya kami berdua, aku dan Mr. T, untuk bertugas bersama sebagai Transmania melanjutkan audisi di Jakarta. Hari itu aku dan Mr. T tidak berangkat bersama karena lokasi kami yang berbeda. Kami berjanji akan bertemu di jalan masuk Gedung Bank Mega. Ada kisah memalukan, untukku, yang ingin kutulis disini. Pemanggilan ini sifatnya mendadak. Jadi aku yang sedang berlibur di rumah tidak membawa seragam tugas Transmania. Itu semua kutinggal di Bandung. Jadi aku pun menitipkan pada Giegie untuk menyiapkan itu beserta dengan pakaian dalam secukupnya karena penugasan ini mengharuskan kami menginap selama empat hari di hotel dengan calon peserta dan karena kebanyakan pakaian dalamku ada di lemari kosan.
Setelah menyatakan hal itu, aku pun merasa santai karena percaya Giegie pasti akan menyusunnya dengan baik. Sampai pada pagi di pertemuan aku dan Mr. T di Jakarta, aku langsung sontak terkaget dan terdiam melihat tas yang diberikan Mr. T kepadaku. Sungguh memalukan! Ternyata Giegie tidak menaruh pakaian dalamku di antara tumpukan seragam tapi malah menyusunnya di samping seragam itu! Huwaaa! Aku jadi membayangkan apa yang dipikirkan Mr. T yang selama dua jam memegang tas itu dan berkesempatan kapan saja melihat ke dalamnya. Wew! Aku berusaha santai tapi pada akhirnya aku merasa geli dan membicarakan hal itu dengan Giegie. Dan dia pun terbahak. Dasar memang! Aku hanya berharap Mr. T yang susah bangun pagi dan sering mendapat emosi yang buruk kalau diminta berangkat pagi itu, hanya benar-benar tidur sepanjang perjalanan dan tidak berminat melihat apa isi tas titipan itu. Lalu, kami pun pada akhirnya bertemu Transmania lainnya di Kantin Bank Mega. Ya, karena kami memang bukan yang asli Jakarta, kami pun tahu diri dengan kembali memperkenalkan diri kami masing-masing kepada mereka. Tibalah saat pembagian tugas. Mr. T selalu berkata kepadaku bahwa dia tidak mau jauh-jauh dariku karena cuma aku yang dikenalnya. Aku pun hanya mengatakan tidak usah khawatir, tidak apa-apa, mereka juga mengerti. Dan benarlah kami ditugaskan di hotel yang sama.
Ternyata kekhawatiran Mr. T memang tidak terbukti. Nyatanya, dia langsung dapat berbaur dengan yang lain. Ya, karena faktor wajah yang ganteng juga, dia jadi banyak disukai oleh para Transmania perempuan, termasuk Killa, yang tergolong cantik. Pada hari pertama saja sudah banyak sahutan yang memanggil nama Mr. T. Mulai dari acara berkumpul atau seterusnya. Tugas kami saat itu sebenarnya sederhana. Kami memegang peran sebagai Liasion Officer (LO) atau penghubung antara peserta dan audisi tersebut. Masing-masing LO memegang lima peserta. namun, selain sebagai LO, kami pun ditugaskan untuk mengamati tingkah laku peserta dan menilainya. Dan bagiku, ada seseorang yang cukup menarik dari peserta yang kupegang, yang ternyata seusia dan seagama denganku. Kejadian langka itu, hahaha. Namun, dia tidak masuk tahap yang kedua, dan akhirnya pulang di hari kedua. Sayang sekali memang. Tapi untungnya kami sudah bertukar nomor telepon hehehe. Untuk nama dan cerita selengkapnya tunggu dulu ya, satu-satulah hehehe.
Ini terjadi di awal tahun 2011. Sekitar akhir Januari. Hari pertama aku merasa baik-baik saja dengan para Transmania lain dan peserta. Di hari kedua, Mr. T mulai berkomentar bahwa kami yang dari Bandung seperti tidak dianggap oleh Transmania lain. Aku masih menanggapinya dengan menyatakn itu hanya perasaannya saja. Tapi, di hari ketiga aku mulai merasakan kejanggalan. Sepertinya para Transmania perempuan Jakarta ini tidak suka melihat kedekatanku dengan para peserta. Padahal aku ini sengaja mendekati karena ingin menjalankan tugas mengenal kepribadian mereka juga. Jadilah saat itu aku seperti dijauhi. Aku yang tidak pernah mengalami ini saat audisi Bandung, menjadi geram setengah mati. Apalagi saat itu Mr. T tidak bersamaku melainkan bersama Killa, mengantar para peserta audisi tes kesehatan. Entah mengapa aku pun merasa kesal saat mengetahui yang pergi bersama Mr. T adalah Killa. Yah, tapi itu hanya sesaat karena akhirnya lewat Blackberry Messenger aku masih dapat mengobrol dengan Mr. T dan ternyata di sana memang masih menunggu saja. Akhirnya aku dan salah satu anak baru Transmania ditinggal untuk diminta jaga tas para Transmania ini sembari mereka membeli minum dan lain sebagainya. Di saat itulah aku menelepon Giegie menceritakan semua kekesalan. Dia terbahak dan meminta aku sabar karena memang para Transmania Jakarta ini bermuka dua. Yah, apa mau dikata, sabar adalah jalan terbaik.
Tidak terasa hari keempat sudah kami jalani. Aku merasa disitu hubungan Mr. T dan Killa menjadi intens tapi entahlah mungkin hanya penglihatanku saja. Sampai pada saatnya kami pulang, kami pun langsung menuju Bandung bersama dengan para peserta yang lain. Yang kusedihkan saat itu Mr. T tidak mengatakan apapun tapi langsung mengambil tempat duduk lain. Jadilah sepanjang jalan tidak ada yang kami obrolkan sampai di taksi yang menuju daerah kosan kami pun, aku yang kepalang kesal, malas menanggapi bantuannya untuk membawa barang-barangku. Dan malah dengan jutek aku meminta dia untuk tidak berbasa-basi. Setelah itu aku pun mulai malas untuk bersama-sama dengan Mr. T. Aku hanya meminta saran saja karena aku sedang berdekatan dengan peserta audisi itu. Sampai pada aku akhirnya berjalan berdua dengan peserta audisi itu. Aku pun terbuka bercerita kepada dia. Meskipun tidk semua hehehe. Namun, kejadian 07 Maret 2011, mulai menguak semua kebenaran yang terselubung. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar